Isu migrasi teknologi analog ke digital belakangan mulai gencar terdengar. Hal ini berkaitan erat dengan pemahaman tentang dasar dari teknologi modern yaitu spektrum. Mirabito dan Morgenrsten (2004:10) mendefinisikan spektrum elektromagnetik sebagai kumpulan keseluruhan frekuensi dari radiasi elektromagnetik, yang jangkauannya dari gelombang radio hingga ke sinar X dan dari sinar X hingga ke gelombang kosmik.
Isu spektrum menjadi penting karena ketersediaan spektrum, untuk alokasi stasiun televisi dan jasa komunikasi, dilihat sebagai komoditas di dalam masyarakat informasi (information society). Pola pandang ini membuat spektrum dianggap sebagai hal yang bisa mendatangkan keuntungan seperti halnya sumber daya alam yang langka. Dalam pengertian tersebut, spektrum kemudian mempunyai nilai hakiki dan nilai moneter atau ekonomis.
Kelangkaan spektrum ini, yang juga digunakan sebagai dasar regulasi penyiaran, merupakan refleksi dari sistem komunikasi. Kita tidak dapat menggunakan semua spektrum untuk kebutuhan komunikasi saja dan juga porsi yang ada dibagikan secara merata untuk kebutuhan nasional dan internasional. Sementara keadaan ini makin diperburuk dengan kemunculan berbagai teknologi baru yang memerlukan porsi spektrum tertentu. Pilihannya kemudian adalah membuat kebijakan manajemen spektrum yang termasuk di dalamnya pembebanan biaya penggunaan spektrum dan pelelangan spektrum. Namun pilihan yang belakangan, pelelangan, mendapat kecaman keras karena dianggap akan menimbulkan konflik dengan pengertian bahwa spektrum adalah sumber daya milik masyarakat, bukan barang privat yang bisa diperjualbelikan. Pada akhirnya, di tengah sengketa inilah kemudian muncul teknologi digital sebagai sebuah solusi.
Berbeda dengan sistem analog, sistem digital menggunakan rangkaian nomor yang merepresentasikan informasi dan sinyalnya tidak bersifat terus menerus (noncontinuous). Tetapi, penggunaan sistem digital tidak bisa dilakukan begitu saja melainkan memerlukan proses konversi mengingat hingga sekarang teknologi yang ada masih menggunakan standar analog. Proses ini menjadi penting karena kedua sistem ini tidak saling kompatibel. Lebih lanjut, melalui proses konversi inilah yang memungkinkan kita memperoleh segenap manfaat sistem digital meskipun kita masih menggunakan alat-alat analog.
Beberapa manfaat dari sistem komunikasi digital, antara lain: (1) Kompatibel dengan komputer. Contohnya data gambar dari kamera digital. Data gambar yang bertipe digital ini dapat dengan mudah dimanipulasi dengan komputer sehingga bisa diatur efek ketajaman warnanya. Selain itu, data digital juga memungkinkan duplikasi informasi dengan mudah. (2) Multiplexing. Manfaat ini didapat ketika sinyal majemuk dapat disampaikan dalam satu jalur komunikasi. Hal ini menunjukkan penggunaan spectrum yang lebih efisien dan lebih bersih, tentunya dengan memperhatikan kualitas sinyal.
(3) Integritas data. Hal ini merujuk pada saat sinyal digital ditransmisikan pada jarak yang jauh, kesatuan data akan tetap terjaga meskipun telah melalui banyak stasiun pengulang. (4) Fleksibilitas. Sistem digital merupakan saluran yang komunikasi yang fleksibel yang dapat membawa informasi dari data komputer hingga suara atau video yang terdigitalisasi. (5) Cost effectiveness. Sebagaimana peralatan digital diproduksi secara massal dan biaya pembuatannya menurun, sistem digital akan menjadi semakin efektif dalam menekan biaya pembangunan dan pemeliharaan.
Namun, sebagaimana sebuah teknologi, tentunya teknologi digital juga memiliki beberapa aspek yang merugikan, antara lain: (1) Permintaan channel yang makin banyak. Walaupun demikian hal ini bisa diatasi dengan melakukan data compression (pemampatan data). (2) Dominasi standar analog. Hingga saat ini kita masih hidup di dunia analog sehingga penggunaan teknologi digital masih memerlukan banyak pengembangan yang membutuhkan banyak investasi pula. (3) Investasi publik yang besar. Jika kita ingin berpindah ke sistem digital, maka semua semua alat analog harus diganti dengan alat digital
Isu terakhir dalam perkembangan teknologi modern adalah mengenai standar. Mirabito dan Morgenrsten (2004:19) menjelaskan standar sebagai sejumlah parameter teknis yang mengatur system dan perelatan komunikasi. Standar-standar tersebut mendikte bagaimana informasi itu dibuat, disimpan, dan dirubah. Isu mengenai standar ini menjadi penting karena jika standar itu tidak ada, maka menjadi tidak mungkin untuk mengembangkan sistem komunikasi elektronik dan ide kompatibilitas peralatan. Ini bisa diartikan bahwa telepon atau televisi di rumah kita mungkin tidak dapat berfungi dengan baik karena tidak disesuaikan dengan sistem yang berlaku di daerah kita. Selain itu, standar akan membantu menggaransi bahwa peralatan yang kita beli sekarang tidak akan cepat tergantikan dengan alat baru yang lebih kompatibel di hari esok.
SUMBER : http://aryasandy.wordpress.com/2009/12/25/bye-analog-welcome-digital/
No comments:
Post a Comment